Selasa, 29 Juli 2014

Sekolah baru, kakak kelas, dan jarak

Huaah! Halo semua! Aku ada kabar gembira! Kulit daki sekarang sudah ada ekstraknya!

Enggak gak gitu.
Sebenarnya ini udah mau di publish 2 hari yang lalu tapi karena chargerku tinggal dirumah opung tercinta.
So, happy reading :)))

Sebagai personal blog yang selalu charming dan selalu bersahaja. Aku baru sadar kalo selama ini aku gak pernah cerita tentang kegiatan atau curhat ya disini. Sebagai blogger pemula aku hampir merasa gagal. Tragis.

Hal itu juga baru aku sadari setelah main ke blog sebelah. Dia bikin curhatan kehidupannya yang gak penting bagi kelangsungan hidupa manusia dan sama sekali tidak memuat tentang keadaan di jalur gaza atau meme "I feel free" milik syahrini pokoknya gak berbobot sama sekali.

23 detik kemudian aku mulai nulis ini.

Oh iya, belakangan ini aku jarang posting karena ada kesibukan baru. Kalo dulu 3 hari sekali mungkin sekarang jadi seminggu sekali atau lebih. Kenapa?

Aku sekarang udah resmi jadi anak SMA di perguruan al azhar medan. Iya tempat orang orang keren menuntut ilmu. Alamatnya di jl. Pintu air IV, kuala bekala, Medan. Berdiri sejak 1984.

Sekarang aku udah tinggal di asrama. Kenapa asrama? karena aku lulus di program SMA Plus dan peraturannya kalo anak plus itu wajib asrama. Gak kaya program reguler, unggulan, dan akselerasi.

Kehidupan asrama luar binasa jauhhhhhh pake 'ha' 6 kali berbeda dengan kehidupan dirumah. Mereka terlalu disiplin untuk manusia biasa.

Contohnya, masalah bangun pagi. Biasanya aku baru bangun itu sekitar jam 6 lewat atau 7. Nah, disini jam 4 itu udah mandi, men. Jadi jangan tanya lagi karena udah pasti aku gak mandi.

Terus, kan ini bulan puasa ya? Masalah kedua, sahur.

Mamalia yang satu kamar sama aku ada 14 orang. Tapi karena belum saling kenal dan masih canggung dalam minggu pertama masa sosialisasi aku 4 kali gak sahur karena gak dibanguni. 

Tapi abang kelas disini baik baik kok. Mereka rela menyiksa pita suara mereka dengan berteriak melalui TOA tepat di kepalaku. How romantic isn't it? :')

Meskipun begitu, aku masih suka sahur MaSaLaGo (makan sahur ala godzilla). Itu gaya makan sahur yang tidak pandang lauk. Gaya makan yang membabat habis apapun yang di hidangkan di piring. Itulah sebabnya makan dengan sendok tidak disarankan saat sahur.

Tapi sisi baiknya, aku jadi punya teman dari berbagai daerah. Ada aceh, batak, papua, apache, sampai cucunya zhao yun juga ada.

Pribadi mereka juga beda beda. semuanya di lewati bersama sama. Belajar bersama, Ibadah bersama, sahur bersama, batalin puasa bersama, buka puasa bersama, mandi bersama, tidur pun bersama. Pokoknya rasa kekeluargaan adalah nomor satu.

Tapi hal yang paling ngeselin adalah saat mereka bicara bahasa daerah masing masing. WHAT THE FAK ARE YOU TALKING ABOUT :')))) mungkin mereka lupa makna pancasila ketiga.

Buat yang lagi MOS, sabar sabar aja ya, aku juga baru mengalaminya.

Mereka (senior) sangar, bengis, dan licik. Telinga mereka buta, mata mereka bisulan, mereka bernafas dengan trakea, dada mereka jerawatan, ada juga yang suka make pomade di bulu ketek. Kita benar aja bisa salah apalagi salah, betul tidak?

Dan kalian tau sakitnya tuh dimana? Disini *nunjuk pangkal paha*.

Sakitnya gak akan hilang walau kalian mengucap "akurapopo" 33 kali setelah selesai sholat dhuha.

Tapi dibalik akal dan wewenang mereka yang tidak dimanfaatkan dengan bijaksana, sebenarnya dari awal niat mereka mengadakan kegiatan MOS adalah.. murni… untuk…… mempermalukan kita.

Lah? Terus sisi baiknya apa? Gak ada. Itu semua murni nafsu birahi mereka.

Tapi aku berusaha tetap bertahan karena orang hebat tidak berada dalam keadaan yang baik, tapi mereka menjadi baik di dalam keadaan yang bahkan tidak baik sekalipun. *Cie

Oh iya ada satu lagi, Sekarang aku udah resmi LDR sama sang pacar. Aku sekarang udah jadi pecandu rindu.

Jarak kami sebenarnya dekat kok cuma sekitar satu ruas jari aja…… di peta. Tapi masih satu provinsi. Dia agak ke arah barat daya dekat dekat pantai gading.

Ternyata benar kata alit susanto, kevin anggara, raditya dika, dan oknum - oknum pengolah kata lainnya. Bahwa LDR itu sulit.

Tapi serius… LDR ITU GAK ADA ENAKNYA!

"Lah, di depan mata aja kalo mau bisa selingkuh, apa lagi jauh, ya?" -Alexander thian-

Masalah kecil kaya lama balas chat aja bisa bikin badmood, Pacar foto berdua sama orang lain apalagi. Bawaannya mau nge-rendang jerapah terus makan duduk bersandar di atas kulit durian sambil gigitin kabel tiang listrik terus teriak dengan segenap birahi yang meluap "I FEEL FREE~"

Biasanya, ya. BIASANYA. Kalo udah LDR kedua belah pihak mau si betina ataupun jantan. Mostly, jantan. *Kata kata barusan itu memang serangan bunuh diri. No offense ya, tapi memang kenyataannya gitu* Akan mencari pihak pihak lain untuk menumpahkan seluruh keluh kesahnya.

Padahal, meskipun jauh yang penting tetap bisa komunikasi dengan lancar ya menurutku gak ada masalah. Kita bukan orang yang lahir jaman mahabrata. Yang kalo mau ngetik "kamu lagi ngapain?" Sampenya 4 minggu kemudian.

Apa kalian tau inspirasiku untuk menjalani LDR itu siapa? Adam dan hawa. mereka adalah pasangan ter-so sweet di muka bumi.

Kalian pikir berapa lama mereka menjalin kasih tanpa komunikasi?

Berapa jauh mereka dipisahkan?

Tapi apa mereka menyerah?

Aku belum ada niat untuk mendua apalagi mentiga karena sesungguhnya orang yang selingkuh itu tolol.

Untuk apa selingkuh? Biar keren? Apa yang keren dari menyiksa batin seseorang?

Mungkin orang yang berpikiran kalau selingkuh itu gaul orang yang pemikirannya masih zaman firaun suka main nitendo.

Mereka yang mengaku cintanya tulus sekalipun bisa tunduk di hadapan jarak. Mereka yang mengaku saling setia pun akan lupa sudah tak menginjak tanah lagi saat di terbangkan oleh dusta dan pengkhianatan yang mereka buat sendiri.

Apalagi yang cuma nafsu aja, pfft… kawah gunung bromo terbuka lebar untuk kalian.

Jadi, aku termasuk yang mana? entahlah.

Karena hubungan kami belum berakhir. Dan aku belum berminat mencari akhirnya. Tapi yang jelas aku bukan golongan orang yang masuk ke kawah gunung bromo tadi… mungkin krakatau.

gimana bagus gak? soalnya ini pertama kali aku nulis tentang kehidupan personal :$

Yep, I think that's all! Thank you for reading. You can coment on the coment box below, say whatever you want but! Be romantic with your words :* Bye~

Minggu, 20 Juli 2014

Ketegaran Risti, keraguan Ike, dan kebodohan Danar

Aku terdiam membeku. Tak berkutik. Tak bisa bergerak. Berdiri tegak di hadapan dua kursi dan satu meja bundar terbuat dari stainless steel.

"Dan, aku mau kamu jujur…" Ike berbicara tetapi enggan menatapku langsung. Ike yang duduk di kursi sebelah kanan membuka sidang ini. nada bicaranya yang halus dan bergetar, tak seperti yang kukenal.

"Ike udah cerita semuanya… tapi aku ingin dengar langsung dari mulutmu dan" Risti berkata dengan nada yang halus dengan kata yang sopan. Kemudian dia menatap Ike dengan lembut seolah tidak ada sedikit pun rasa benci.

"Danar, aku gak mempermasalahkan di jadikan nomor dua… tapi aku gak pernah mau dibagi" kedua wanita ini mencoba membunuhku dengan halus. Ike bangkit dari posisi duduknya seakan menunjukkan bahwa dia memberontak karena sudah muak dengan permainan hati yang sedang kami lakukan bertiga.

Pelayan di kafe itu baru saja berlalu setelah berdiri beberapa detik menyaksikan ketegangan antara kami bertiga. Semua pengunjung kafe itu berpura pura tak melihat kami, seolah tak merasakan aura yang menyesakkan ini.

Aku mengambil posisi duduk diantara mereka berdua. Mencoba mengalirkan kembali darahku ke bagian kepala.

"Ris, aku cinta sama Risti, kamu harus terima itu… dan kamu Ke, kamu memang orang yang selalu ada untuk aku, tapi aku lebih dulu dimiliki Risti" Ike hanya menatapku. Tidak, dia sama sekali tidak menatapku… tatapannya benar benar kosong. lalu perlahan menurunkan pandangannya.

Berbeda dengan risti, matanya berkaca kaca. Wajah putih susunya perlahan memerah. Pemandangan yang sangat tidak menyenangkan.

"Kamu gak bisa mempertahankan kami berdua… Kamu harus mencampakkan salah satu diantara kami" Air mata Risti mulai menetes. Aku hanya menggeleng perlahan.

"Ike, Danar cowo yang baik, kamu cocok bahagia dengan dia…" risti langsung bangkit dan beranjak pergi. "Jangan pergi ris, aku belum selesai" aku menggenggam erat tangan Risti.

"Mana yang lebih dulu kamu cintai Dan? Aku? Atau ike?" Risti berbicara tapi tak menoleh.

"kamu Ris! Kamu!! Aku cinta sama kamu!" Aku membentaknya.

"Berarti kamu memang lebih pantas sama Ike… aku percaya kalo aku adalah orang pertama yang ada dihatimu… tapi kamu selingkuh sama ike… itu bukan salah kamu, aku yang kurang pantas untuk kamu"

"Ris…" aku menoleh kearah Ike. Ike sama sekali tak sanggup membuka mulut.

"Ini akan jadi pelajaran buat kamu Dan, kalo kamu bingung memilih diantara orang pertama dan orang kedua, pilih orang kedua… karena kamu gak akan mencintai orang kedua kalo kamu tulus mencintai yang pertama" perlahan Risti menjauh seiring melemahnya genggaman tanganku.

Tanpa kusadari perlahan Ike merangkulku dari belakang seraya menyandarkan kepalanya di bahuku. seolah ingin menunjukkan bahwa sekarang aku hanya miliknya.

Risti berlari keluar kafe menuju ke mobilnya menembus hujan. Dari kejauhan terlihat cahaya datang mendekat, lalu cahaya itu berlalu seiring tergeletaknya Risti di tengah jalan. Sontak aku langsung berlari ke tempat risti tergeletak berharap dia masih benar benar berada disana. Diikuti oleh para pengunjung kafe.

"Ris, bangun… Ris…" Aku mengusap darah yang berceceran di kepalanya. Air hujan turut membantu membersihkannya. Orang orang di sekitar mulai mengelilingi kami, tapi tak ada Ike diantara mereka. Ike terduduk dan menangis didalam kafe.

Dua minggu setelah pemakaman Risti, aku duduk termenung di taman di temani Ike. Aku masih belum bisa menyingkirkan rasa bersalah ini. Bahwa kepergian Risti adalah salahku.

"Dan, kamu nyiksa Risti kalo kamu terus terusan gini… aku juga sedih atas kepergian Risti" ike meletakkan kepalanya di pahaku

"Aku yang akan menggantikan posisi dia dan, aku janji." aku hanya tersenyum sambil membelai rambut sebahunya.

"Aku memang masih belum memilikimu sepenuhnya, tapi aku akan menunggu saat diamana kamu berhenti mengunjungi makam Risti setiap hari" Ike tersenyum lembut.

Risti memang telah pergi. Tapi aku tidak akan melupakan pelajaran terakhir yang telah di berikannya untukku. Bahwa mendua, bukanlah pilihan. Kesetian memang bukan hal yang mudah. Tapi patut di perjuangkan.

Selasa, 01 Juli 2014

DIE'ry of Ganda: Kucing, kecoa, dan ikan salmon

Pagi itu, aku tak mau membuka kelopak mataku dan lebih memilih lanjut tidur. Melanjutkan kembali mimpi indahku bersama clarin.

Sepuluh menit berlalu. Aku masih belum kembali ke kafe itu menikmati nasi gorengku dan clarin yang asik dengan spaghettinya.

"Kriiiiiiing" alarm kurang ajar itu selalu membuatku kesal setiap pagi. tanganku meraba - raba ke bawah bantal dan kudapatkan 'smartphone' yang tak lagi smart di jaman ini. Kubuka semua socmed yang aku punya tapi gak ada notifikasi apa apa. Iya. Aku jomblo. Kulirik angka di sudut kanan atas. Disitu tertera "07:24".

Aku terdiam. 1 detik… aku mencoba memahami ada sesuatu yang janggal. 2 - 3 detik… aku mencoba mengingat hari apa ini. 4 - 5 detik…  aku menghela nafas panjang. 6 detik…

"BRUAK!!!" SEORANG ANAK JATUH DARI BAWAH TEMPAT TIDUR DAN MEMINTAKU MENGANTARKANNYA KERUMAHNYA DI URANUS KARENA SEBENTAR LAGI ORANG TUANYA AKAN MENYERANG BUMI!

Gak, gak gitu.

aku mandi. jadi sesi ini hanya dilalui kira kira… 36,31 detik. Rekor minggu ini. Setelah rangkaian sesi sesi lainnya akhirnya tiba di sesi 'off-road-becek-jalan-lurus-belok-pas-simpang-tiga-terus-aja-belok-kiri-kandang-jerapah-terus-lagi-ada-pagar-warna-hijau-masuk'

segera kupacu kendaraan roda duaku dengan laju! Dan tanpa kuperdulikan orang orang yang memaki setelah kulewati karena ugal ugalan. Melanggar rambu lalu lintas sudah menjadi hal yang biasa bagiku dan pak polisi hanya mampu menatapku nanar.

Akhirnya sampai juga di depan gerbang itu. aku langsung masuk dengan kecepatan tinggi kedalamnya dan meletakkan sepeda gunung itu begitu saja.

Aku sudah hapal dengan jadwal guru piket yang akan menghukumku di hari sabtu. Pak dani. Diam diam aku menyelinap dibalik batang batang pohon. pohon ceri.

Tetapi si 'mata-empat-sialan' itu masih bisa melihatku. Cih!. "GHANDAAA!!!" Namaku menggelegar di seluruh penjuru sekolah. Suara pak dani merubah sekolah ini mendadak jadi pelatihan wajib militer. padahal tinggal 8 meter lagi aku selamat masuk ke kelas. Dengan pasrah aku menyerahkan diri kehadapannya dengan wajah penuh keringat dan boraks.

Setelah menjalankan lari keliling lapangan 3 kali akhirnya aku dibebaskan. Masuk kelas, belajar, istirahat, belajar, istirahat, belajar lagi, lalu pulang.

Saat diperjalanan pulang, dari kejauhan aku melihat seekor kucing berbulu putih bersih bermata biru. Aku menatapnya dengan penuh suka cita. Dia membalas dengan tatapan jijik.

"Hai kucing, kamu cantik deh, kenalan yuk?" Dia diam tak bersuara. "tenang aja aku bukan pencuri ginjal kucing kok, ikut aku pulang yuk?" Dia masih diam. "Dirumah nanti aku masak ikan salmon, Aku tau kamu biasanya makan ikan dencis bekas, nanti harga diri kamu jadi tinggi loh di dunia perkucingan" dengan ke sotoyan level 46 aku mencoba meyakinkan walau muka calon majikannya lebih seperti pembantu, tetapi berselera tinggi.

"Meong…" aku yakin itu artinya "Yaudah deh, aku ikut kamu pulang"  lalu aku menggendongnya dan naik kesepeda bersama. Di perjalanan aku bertanya pada si kucing "cing, kamu udah punya majikan belum?" Lalu dia memutar kepala memamerkan kalungnya. Disitu ada tulisan "felix" kurang ajar! Nama kucing ini lebih bagus dari calon majikannya.

Lalu aku berhenti sebentar dan berfikir. Ah! persetan dengan tuanmu yang dulu!!! Lalu aku melanjutkan perjalanan. Seperti itulah pemikiranku.

Sesampainya dirumah aku menepati janjiku sama di kucing. "cing, nih. Ikanmu." Tampak dia memakan ikan itu dengan lahap. Yang tanpa kusadari dia memakan ikan untuk makan malam nanti. "felix, aku gak suka nama kamu! Masa nama kamu lebih bagus dari aku? Kamu tuh harus menghargai aku! Kamu tuh harus belajar ngertiin aku!" Aku memakinya bagai seorang pacar yang tak bahagia dengan pasangannya. "Mulai sekarang nama kamu cing aja ya?" Dia diam tak perduli.

Sejak bertambahnya cing tinggal dirumah ini. Sekarang anggota keluarga jadi 5. Aku, tira kakakku, cing, sama sepasang kecoa.

Aku udah lama memperhatikan sepasang kecoa ini. Mereka tidak terlalu sering bersama. si jantan suka di kamar mandi, dan si betina lebih senang didapur. Tetapi setiap malam mereka selalu bersama. Meninggalkan kesibukan mereka yang entah apa itu aku juga gak ngerti.

Kak tira adalah orang yang hidupnya sangat liar. Pulang pagi adalah hal yang sangat wajar. Pacarnya bisa 2 bisa 3 tetapi tidak ada yang bertahan lama. Mereka tidak tahan dengan segala macam tingkah kak tira.

Meskipun begitu, dia adalah tulang punggung keluarga ini. Semenjak mama dan papa dipanggil yang kuasa.

Seminggu setelah cing menjadi anggota keluarga kami, dia mulai resah. Dia suka tidak menghabiskan makanannya. Mungkin karena dia sadar kalau itu bukan lagi ikan salmon 100%.      

setiap hari aku mengurangi ikan salmonnya 10% dan menyisipkan ikan dencis. Jadi sekarang dia itu makan ikan dencis pake salmon. Bukan salmon pake dencis. Kaya cinta di hati yang gak diberi asupan perhatian. Lama - lama porsinya akan dibagi oleh orang  yang lebih baik. awalnya ruangnya hanya sedikit. Namun waktu yang memperluasnya dan mempersempit 'ruang' itu di hatiku.

Cing juga suka melihat keluar jendela. Entah apa yang dia cari diluar sana. Mungkin ia merindukan majikannya yang dulu. Aku merasa kasihan kepada cing, lalu aku memutuskan untuk melepaskannya ditempat aku mendapatkannya. kupakaikan lagi kalungnya, dan kugendong cing menuju tempat kami bertemu pertama kali.

Akhirnya kami sampai di depan sekolahku. "eh cing, eh… felix! Kamu bukan kucingku lagi sekarang. Kamu bebas pergi berkeliaran di dunia perkucingan sekarang… Terserah kamu mau mencari majikanmu lagi atau hidup bebas". Lalu aku melepaskannya dari genggamanku dan meletakkannya di tanah. Dia berjalan pelan kedepan… memilih antara kembali, atau berlari. Aku tersenyum bangga. Seperti orang tua yang melihat anaknya sukses. Entah sama atau tidak entahlah pokoknya aku senang.

"FHEELIIIIIIIIIXXX!!!!!" tiba tiba suara itu sangat nyaring. Tepat di sebelah telinga kananku. Wanita bedebah. Lalu aku menoleh dan terdiam. sosok yang ada selalu menghiasi mimpi mimpiku selalu. Clarin.   

To be bersambung.