Minggu, 30 November 2014

Ujian oh ujian

Wassappppp poepleeeee! Bagaimana rasanya ujian semester satu tinggal satu hari lagi? Senang? Gembira? Riang? Pasti dong *eh.

Menurutku pribadi ujian semester tahun ini akan sangat bersejarah dan akan berakhir tragis, jadi mungkin ini akan menjadi sejenis postingan wasiat (surat wasiat maksudnya). Karena tempat dudukku pas ujian nanti tepat… pas… akurat… didepan… meja pengawas.

Biasanya pada momen ujian seperti ini, banyak hal-hal yang tidak biasa secara mendadak akan terjadi antaralain:

1. Orang pintar mendadak tuli

Ini adalah hal yang paling menjijikkan saat ujian. Mereka membuat bisikan kita(pencontek) semakin keras sampai akhirnya terdengar pengawas. Biasanya kalau berbisik tidak ampuh, kita harus melempar sesuatu kearah orang pintar tersebut. Coba lempar kertas atau kalau tidak digubris juga coba lempar belati.

2. Mendadak religius

Sholat 5 waktu, sholat sunnah, berdoa, bersedekah, bertapa, sampai kegiatan yang berbau keagamaan yang sangat jarang dilakukan akan terjadi pada saat ujian. Tujuan dan harapan adalah agar pada saat ujian nanti mendapatkan ilham(contekan) dari utusan-utusan tuhan(orang pintar).

3. Kreatif

Yep, kreatif! Pada saat ujian kita pasti menghadapi berbagai macam rintangan demi mendapatkan nilai yang memuaskan. Rintangan terberat adalah pengawas dan tempat duduk. Seperti yang aku rasakan saat tengah semester tahun ini, aku duduk tepat didepan meja pengawas. Saat ini aku benar benar merasa dunia ini tidak adil. Seharusnya orang pintar yang duduk didepan tapi… KENAPA AKU DIDEPAN!!!

Kita harus bisa berfikir bagaimana cara menerima passing jawaban dari teman-teman kita secara hati-hati agar proses transaksi jawaban berjalan mulus. Ada banyak sekali variasi dalam mencontek kalau dibahas sekarang mungkin postingan ini tidak akan selesai sampai habis ujian.

4. Ajang uji kekompakan

Disinilah rasa solidaritas kita diuji. Pada momen ini teman kita akan menunjukkan jati diri mereka apakah mereka memikirkan temannya atau egois.

Yep, I think that's all! Thank you for reading. You can coment on the coment box below, say whatever you want, but! Be romantic with your word :)

Sabtu, 22 November 2014

Terluka? It's a must

Pernah gak kamu merasakan nyesek sampai mau nangis karena suatu masalah? Entah itu karena utang yang menumpuk, nilai atau yang lebih sering remaja rasakan… cinta? Sambil dengerin lagu berbau keputusasaan? Berharap kamu akan bangun sebentar lagi dan lupa semua rasa nyesek itu? Aku pernah.

Kalau kemumetan itu udah terlalu berat untuk ditahan sendiri itulah saatnya membaginya. Aku curhat sama kakak kelasku dulu di smp sebut saja namanya heathclifth. Aku curhatkan segala keluh kesahku karena ditinggal pacar, sekolah yang gak pernah berhenti bikin begadang, teman yang ternyata lawan dan masalah-masalah anak SMA lainnya.

Dari semua ketik-ketikan kami via bbm ada satu jawaban yang bikin aku merenung. Dia bilang "baguslah, artinya adek udah dewasa" waktu itu aku cuma bisa reply "wkwk" selanjutnya ada percakapan nostalgia mainstream.

Waktu mau tidur aku buka lagi chatnya dan mulai berpikir. Ternyata itu bukan cuma kata-kata sok bijak dari kakak kelas.

Luka itu mendewasakan. Atau kata agustus water di The fault in our stars "pain demands to be felt".

Aku jadi ingat saat TK dulu, aku lagi main-main sendirian di samping rumah. Loncat sana loncat sini sambil berkhayal sebagai seorang pendekar dengan pedang sakti. Ini jelas adalah efek nonton indosiar. Saat aku terlalu asik melawan monster bersempak kuning didalam khayalanku, aku terpeleset di paret(selokan) yang permukaannnya kasar. Daguku sukses mendarat dengan mulus di sudut paret kecil itu.

I cried a lot, so many bloods, and kejepit di parit kecil bedebah itu. Ternyata daging daguku koyak dan harus dijahit. Aku lupa berapa jahitan, yang aku ingat adalah apa kata papa setelah pulang kerumah. Dia bilang "gak papa luka dikit, tandanya imam udah abang-abang" saat itu aku berpikir apa hubungannya luka didagu dengan menjadi dewasa? bertahun-tahun berlalu dan luka itu meninggalkan bekas sampai sekarang. Luka itu tidak pernah benar-benar hilang.

Seperti caption diatas, terluka? it's a must!

Saat aku mendapatkan luka aku juga mendapatkan banyak pengalaman penting. Luka memberiku lebih banyak pelajaran dari pada sekedar nasihat "jangan ini" dan "jangan itu". Lagian yang namanya manusia akan semakin penasaran kalau dilarang.

Dan luka juga memberi kita banyak hal untuk diceritakan. Contohnya, dwita sari dan shitlicious. Kak dwita terkenal karena cerita cintanya yang sangat drama dan sangat galau dengan mantannya. Luka.

Shitlicious terkenal karena bukunya penuh dengan masa-masa pahit yang dialaminya sebelum sukses seperti sekarang. Luka lagi.

See? Luka memberi orang orang seperti mereka sesuatu dikenang dan dibagi, agar orang lain bisa mencoba memahami apa yang mereka rasakan dan tidak mengalami luka yang sama. Setelah tau kisah mereka apa yang akan harus dilakukan? Menurutku, mencari luka baru.

Bodoh? Mungkin. Tapi lebih bodoh lagi melakukan kesalahan yang mereka lakukan.

Yep, I think that's all! Thank you for reading. You can coment on the coment box below, say whatever you want, but! Be romantic with your words =)

Senin, 10 November 2014

Anak orang

Belakangan ini aku lebih sering diam termenung dan meratapi persinetronan Indonesia. Dan hasil nonton CHSI selama kurang lebih dua mingguan aku mendapat wangsit. Ternyata ada beberapa pemain the raid sekarang main CHSI. Enggak, bukan si mbak Hana, mas bram, atau helo kiti. Dan setelah melakukan riset yang sangat (gak) penting ini akhirnya aku menyimpulkan sesuatu; Catatan hati seorang istri tayang di RCTI.

Enggak, postingan ini isinya bukan tentang mbak hana yang tengah mengandung anak mas bram, bukan. Karena aku sama sekali gak ikut campur dalam hubungan mereka.

Well,  aku sebenarnya mau menulis tentang hasil pengamatanku. Walaupun dengan beredarnya kabar ini belum tentu bisa menyelesaikan masalah bangsa vampir dan serigala.

Udah ah langsung aja.

Waktu itu aku lagi duduk di sofa ruang tamu sambil melihat kearah sebuah jendela persegi panjang. Cukup besar untuk melihat semua aksi dan reaksi sesama manusia di depan rumah. Diseberang jalan sana ada deretan ruko yang diisi oleh manusia-manusia sok sibuk dengan kesibukannya. Disana ada warnet, jualan burger, apotek, dan air mineral. Jadi kalo lagi laper bisa jualan burger sambil minta minum di apotek. Kalo gak tau cara minum bisa tanya sama keyboard warnet.

Di depan apotek ada dua orang anak umurnya aku perkirakan 5 tahunan. Keduanya laki-laki, satu pake celana jeans panjang dan berkaos kuning dan satunya lagi pake celana pendek dan kemeja warna ungu perawan *karena ungu janda sudah terlalu mainstream*. Dan dengan jarak pandang 30 meter wajah mereka mirip, jadi aku simpulkan mereka saudara.

Awalnya mereka sedang main tanah dengan riang gembira. Lalu mungkin karena ada sengketa lahan, konflik pun pecah diantara mereka. Awal konflik ditandai dengan cakaran dari si abang (kaos kuning). Badannya lebih tinggi, jadi dia abangnya.

Batu besar itu akhirnya bisa digenggam kedua tangan mungil itu dengan susah payah, si adik (kemeja ungu perawan) melakukan kuda-kuda bersiap melempar kalau abangnya menyerang mendadak. Tentu saja si abang tidak menyerah begitu saja, dengan batu sebesar itu minimal kepalanya akan jadi perkedel secara instan. Lalu si abang dengan cekatan… lari ke pelukan ibunya yang baru keluar dari apotek. Aku cuma bisa memandang dan mengumpat "dasar licik".

Namun, si adik tiba tiba menangis. Batu besar yang tadi digenggamnya diletakkan di atas kakinya seolah-olah itu adalah perbuatan si abang. Si adik pura-pura menangis sejadi-jadinya, si abang dijewer sepuas-puasnya. Untuk kedua kalinya, aku cuma bisa memandang dan mengumpat sekali lagi "dasar licik".

Tapi tangisan si adik semakin manjadi. Air matanya mengucur dengan indahnya, wajahnya memerah dan menarik lengan baju ibunya agar melepaskan cengkraman jeweran si ibu dari telinga di abang.

Endingnya, dua-duanya sama sama menangis dan gak ada yang menang. Yang ada siapa yang lebih menderita karena perbuatannya… dan licik.

Si abang menderita karena tidak sportif dalam pertarungan abang adik, si adik menderita karena rasa bersalahnya memfetnah si abang, dan aku menderita karena belum diberi asupan cinta dan kasih.

Aku juga gak ngerti kenapa ini pantas di publikasikan kepada publik, entahlah, mungkin dengan cara ini… aku…… bisa…… bahagia :''''))))))) #SaveOrangutans

Untuk kalian yang udah baca coba kalian simpulkan apa makna dari kejadian tersebut dan tuliskan di kolom komentar dan bagi yang komentarnya paling pas akan dapat hadiah menarik dari aku!

Enggak, becanda.

Yep, I think that's all! Thank you for reading. You can coment on the coment box below, say whatever you want, but! Be romantic with your words =)