Jumat, 17 Oktober 2014

Liebster award

YEY!!! Akhirnya, untuk pertama kalinya aku dapat Liebster Award! Thanks a lot untuk bang Reza pratama karena sudah mempercayakan aku kesempatan untuk ikutan Liebster Award ini (tau aja aku lagi kehabisan materi).

Sebenarnya aku udah dari dulu kepengen dapat Liebster Award ini biar bisa kaya blogger-blogger gaul getoh~ tapi belum ada yang nominasi aku selama… berbulan-bulan. Akhirnya, munculah bang Reza pratama sebagai blogger muda yang kreatif dan inovatif sekali*eaaaaak sebagai cahaya diantara gelapnya… bumi pertiwi… yang saat ini……… mati lampu.

Jujur. Sebagai Blogger pemula hal pertama yang aku rasakan adalah… gawl.

Dan satu hal yang paling bikin bahagia-sekali-sangat-banget adalah, ada link blog aku di blog Reza pratama Entah kenapa aku senang-sekali-sangat-banget entahlah, mungkin karena ini pertama kalinya aku merasa diakui oleh dunia *nyet, dunia*.

Langsung aja kita mulai langkah-langkah agar Awardnya sah.

Pertama, 11 fakta tentang aku. So, here they're!:
1.  Lahir di Medan 7 maret 1999 Rumah sakit sundari yang terletak di depan rumah nenek.
2. Aku suka menulis *kalo gak ngapain bikin blog?*.
3. Ingin punya buku *cita-cita penulis* .
4. Sotoy *sifat mutlak penulis* .
5. Gagal move-on *ini salah tulis*.
6. Wadah curhat keluh kesah manusia secara langsung. Entah kenapa orang suka curhat ke aku padahal aku bukan pendengar yang baik karena telinga sebelah kananku bermasalah.
7. Ahli dalam menghabiskan uang.
8. Anak SMA kelas 1 di Al-Azhar Medan.
9. Jomblo berkomitmen!.
10.  Piesces.
11.  Dalam proses menuju kematangan diri sebagai individu sosial yang tidak menggantungkan hidupnya kepada individu lain dan bertaqwa kepada Allah SWT. 

Okeh itu dia 11 fakta tentang aku. Sekarang persyaratan kedua: aku harus menjawab 11 pertanyaan dari bang reza.

* Manfaat Liebster Award bagi kalian ?
- Menurutku, Liebster Award itu sangat membantu banget untuk blogger yang sering kehabisan materi *kayak aku*. Selain itu juga bisa menjadi alasan (dan sarana modus) untuk bisa kenalan (dan menggebet).

  * Judul artikel pertama di blog kalian ? dan tahun berapa ?
- Judul pertamanya itu "Greetings from me" aku masih ingat luar kepala sampai sekarang karena menurutku itu adalah moment pertama kali aku jadi seorang penulis, itu di publish tahun ini.

  * Menurut kalian susah nggak sih ngeblog itu ?
- Relatif sih, gak bisa di bilang susah, tapi terlalu dewa kalo dibilang gampang. Aku pribadi kalo nulis satu posting itu satu minggu. Sebenarnya selesainya 3-4 hari, tapi sisa harinya itu untuk edit sana edit sini karena tulisan yang pertama kali jadi itu betul-betul jelek menurutku.

  * Sering bikin outline pada artikel nggak ?
- Biasanya pake outline kalo mau bikin cerpen atau cerbung aja.

  * Biasanyakan kalian nulis blog menggunakan media elektronik seperti laptop/pc/hp. Nah nama apa yang kalian berikan kepada si laptop tersebut, dan kenapa kalian memberikan nama itu ?
- Aku ngeblog via android, terus Androidnya aku kasih nama galaxy tab. Sekian.

  * Tentang Blog gue menurut kalian ?
- Templatenya keren. Dan aku cemburu. Oke fix.

  * Guru/Dosen yang paling galak siapa ? kasih tau namanya  ?
- Aku gak bisa sebut nama, soalnya takut jika suatu hari nanti blog ini terkuak dan pihak yang bersangkutan tau mungkin aku gak akan lulus SMA dengan gampang.

  * Selain jadi blogger, kalian mau jadi apa ?
- Mau males-malesan tapi kaya. Sebenarnya passion aku disitu.

  * Tampilan blog ( template ) yang kalian mau seperti gimana  ? kasih tau linknya .
- Aku gak terlalu suka (dan ngerti) tentang merubah html atau apalah itu karena menurutku kualitas tulisan yang paling utama.

--> Soal template, aku rasa yang di sediakan blogger.com udah bagus karena aku lebih suka yang sinpel aja dan seperti yang aku bilang diatas, kualitas tulisan yang paling utama. <-- Kalimat pembelaan atas kebodohan.

  * Isi dari blog kalian apa ? artikel khusus atau campuran dan kenapa ?
- Semua yang ada di blogku berasal dari pemikiranku sendiri, tapi gak semuanya hal yang aku rasakan.

  * Udah punya penghasilan dari ngeblog belum ?
- Dont ask. Please.

Dan persyaratan yang ketiga, aku harus memberikan award ini kepada 11 orang blogger dan blogger yang linknya tertera dibawah ini ditunggu postingnya ya :) here they are:
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …
6. …
7. …
8. …
9. …
10. …
11. …

Kok kosong? Kaget ya? Pasti kaget! Kaget dong plis.

Mungkin aku sedikit merubah peraturannya gapapakan? Aku mau minta izin ngerubah peraturannya tapi gak tau mau izin sama siapa jadi… kalianlah yang memutuskan!

Ini 11 pertanyaan dari aku
Pertanyaan terakhir harus dijawab :|

1. Apa alasan pertama yang membuat kamu ngeblog
2. Berapa banyak posting di blogmu dalam satu bulan?
3. Udah ngeblog berapa lama?
4. Kamu ngeblog via apa?
5. Siapa idolamu?
6. Kalo jumlah visitor dikit kamu ngapain?
7. Biasanya dapat materi darimana?
8. Kelebihan dan kekurangan blogku?
9. Bagaimana cara kalian mempromosikan diri?
10.  Hobi selain menulis?
11. khusus cewe: punya pacar gak?
      Khusus cowo: pacarnya udah bosan belum? :3

11 orang pertama akan yang komen akan dapat Liebster Award dari aku =)) and i think it will be more fun!

Yep, I think that's all! Thank you for reading. You can coment on the coment box below, say whatever you want, but! Be romantic with your words =) bye~

Sabtu, 11 Oktober 2014

'DIE'ry of Ganda: Matematika

Akhirnya bisa di publish juga tulisan ini. Sekolahku libur idul adha selama 6 hari, jadi dalam 6 hari terakhir aku udah nulis banyak tapi tetap dipublish 1 minggu sekali. Karena ini masih chapter ke tiga berarti tamatnya masih lama so, happy reading!

=========================

Dua bulan setelah ngedate pertama dan terakhir sama Clarin, aku masih merasa selalu diikuti kemanapun aku pergi. Mulai dari jalan ke sekolah, beli jajan di kantin, sampai masuk kandang babi sekalipun.

Rasanya seperti mereka siap menikamku setiap ada kesempatan, mirip film bergenre action yang paling aku suka.

Bercerita tentang seorang anak yang menderita cacat fisik diculik oleh pria misterius dan dibawa melintasi samudra. Namun ayahnya tidak tinggal diam, ia menempuh perjalan beratus-ratus kilometer demi anaknya. Diperjalanan sang ayah menghadapi rintangan yang luar biasa berat dan bertemu dengan seorang perempuan yang menderita cacat mental. Bersama-sama mereka mencari si anak.

Film yang sangat mengharukan! Menggambarkan cinta seorang ayah yang mengorbankan segalanya demi anak tercinta.

By the way, judul filmnya finding nemo.

Aku memutuskan untuk merenggangkan jarak dengan Clarin. Aku lebih memilih hidup nyaman dan bersahaja dari pada menjalani kehidupan percintaanku dengan bertaruh nyawa setiap hari.

Setelah pengalaman yang absurd dengan Clarin… dan kucingnya, aku memilih untuk tidak memikirkan tentang percintaan dulu. Aku sekarang lagi fokus kemasalah para pelajar. Nilai.

Ujian semester semakin dekat dan aku tetap belum mengerti apa itu matematika. I hate math. But i like money.

Orang yang berhubungan dengan matematika terbagi dua yaitu : orang yang suka dan orang yang ahli matematika.

Aku suka orang yang suka matematika. Aku selalu dekat sama anak yang suka matematika terutama yang sekelas denganku. Salah satunya Wita. Ya, tujuanku tidak lain adalah murni untuk menambah ilmu pengetahuan (baca:nyontek).

Tapi meskipun begitu, aku juga benci dengan orang yang ahli matematika. karena jika dia ahli… dia pasti guru… matematika. Aku sampai sekarang masih bingung kenapa hubunganku dengan guru matematika gak pernah langgeng. Enggak, bukan langgeng pacaran, seleraku bukan tante-tante.

Aku jadi membayangkan kalau suatu hari nanti di masa depan aku menikah dengan seorang guru matematika lalu suatu pagi akan ada kejadian seperti ini;

"Wake up dear…" Bisikan itu terdengar samar-samar di telinga kiriku. Kemudian aku membuka mata dan yang aku lihat pertama kali adalah senyuman yang tergores indah di wajahnya. Lalu perlahan aku mengecup keningnya. Kemudian mendadak wajahnya berubah sangar bagaikan bekantan mau aborsi. Lalu menyodorkan secarik kertas memo dan meminta uang belanja yang kira-kira akan jadi seperti ini:

"Mas…… Integral dari 3 sin 3x sin adalah 2x dx !
tentukan pertidaksamaan linear 2 variabel antara harga toge dan harga cabe! Jika jarak dari rumah kita ke indomaret adalah 23 milimeter!!!" Lalu dengan cekatan, tegas, dan lugas aku… pura pura mati.

Terus begitu setiap pagi hingga suatu hari aku ditemukan tergeletak didepan buku matematika tidak bernyawa dalam kondisi mandul.

Tentu saja aku gak mau bernasib seperti itu. Maka untuk menghindari mati konyol seperti itu, aku bertekad untuk berhenti mencontek dan mulai belajar pada Wita.

Wita memiliki rambut panjang yang selalu diikat ponytail dan selalu memakai kacamata. Kulitnya putih bersih karena tidak pernah dijamah matahari. Wita punya kebiasaan aneh, dia suka pake jaket mau seperti apapun cuacanya tanpa merasa kepanasan.

Pada saat istirahat aku mendatangi kantin tempat Wita biasanya menghapal rumus sambil makan bakso sambil nyemir sepatu.

"Hai wit, aku mau ngomong sesua…" "sst! Utang… 20 ribu" belum sempat aku mengajukan permohonan aku sudah ditodong masalah finansial.

Lalu dengan berat hati aku menyerahkan dua lembar uang bergambar Pattimura lalu berkata "Nyicil ya" dengan nada memelas sambil tangan memegangi perut berusaha semirip mungkin dengan janda miskin yang ditinggal suaminya pergi jadi TKI di kutub utara.

"Wit, ajarin aku matematika dong. aku lelah melakukan perbuatan hina itu lagi. Aku… aku… merasa kotor…" Wita sedikitpun tidak tersentuh dengan pernyataan barusan dan malah melahap baksonya bulat-bulat.

"Kalo aku ajarin, aku dapat apa?" Tantangnya seraya mengemut semir sepatu.

"Aku bayar! berapapun!"  Jawabku dengan sangat optimis seraya menyambar teh botolnya. Belakangan aku sadar ternyata itu botol kecap.

"Deal!" Wita sangat tergiur dengan kata 'berapapun'. Dengan mantap Wita menyalam tanganku sebagai tanda sah.

Setelah  kami bersalaman kemudian aku meminta nomor hapenya dan alamatnya lalu pergi sebelum dia sempat mengingat utang- utangku yang lain. Aku kembali teringat saat mencari rumah Clarin, tetapi kali ini tidak akan seperti itu karena aku tahu daerah rumahnya Wita.

Dari kejauhan aku melihat Wita kejang kejang dengan mulut berbusa yang tersumbat semir sepatu. Ah, mungkin dia terlalu senang.

Sesuai dengan perjanjian, akupun mendatangi rumah Wita saat jam 3 sore. Saat itu sedang bulan purnama dan mahabrata tak kunjung tamat, oke abaikan.

Kami memulai kelas.
Kemudian kami membuka buku.
Kemudian Wita mulai menerangkan.
Kemudian aku mulai serius.
Kemudian Wita memberi soal.
Kemudian aku menjawab.
Kemudian Wita marah-marah karena aku salah.
Kemudian aku mulai pusing.

"Ganda! Cukup… aku udah gak kuat…aghh" kata Wita dengan nada lirih.

"Tidak!!! Bertahanlah, ayo kita coba lagi!" Wita tak kuasa menghadapi kejeniusan otakku.

Hening. Didalam keheningan ini Wita tersenyum padaku dan berkata "aku senang".

Aku mengerutkan dahi tanda tidak mengerti. Jelas-jelas selama 2 jam lebih dia menerangkan tapi aku cuma bisa mengerjakan 5 soal dengan benar.

Lalu Wita berkata "Aku senang karena kamu gak mau menyerah pada kekuranganmu dan mau berusaha, kamu bisa aja nyontek sama aku terus selama aku masih hidup… yah, walaupun hidupku gak lama lagi".

"loh, kamu sebenarnya kenapa Wit?" Aku menanggapi dengan serius.

"Enggak cuma becanda, hahaha!" Wita mengelak "Sumpah gak lucu!" Lalu Wita cengengesan.

Setelah 3 jam yang hampir sia-sia itu, aku merasa sangat lega, setidaknya ulangan besok aku gak akan dapat 40 lagi. Mungkin 42,3 atau 40,0000001.

Wita mengantarku sampai kedepan pagar rumahnya. "Jangan sia-siain perjuangan kita hari ini ya Gan" aku mengangkat tangan tinggi-tinggi dengan jempol terangkat lalu teriak "PASTI!!"

Wita tersenyum. Senyuman lembut yang disinari oleh cahaya mentari petang, cantik. Hanya itu yang ada dipikiranku saat itu. Aku mulai berpikir kenapa baru sekarang aku menyadari kecantikannya. Damn… i'm fallin again.

"Wit, hidung… kamu keluar da…" "bruk!" belum sempat aku menyelesaikan kalimatku Wita sudah ambruk.

Aku panik setengah mati, mungkin karena terlaku panik aku kebingungan lalu teriak-teriak gak jelas di depan rumah Wita layaknya banci yang menyadari kalau dirinya hamil diluar nikah.

Teriakanku memancing ayah Wita keluar rumah kemudian kami bersama menggendong Wita kedalam mobil dan segera dibawa kerumah sakit terdekat.

30 detik kemudian aku baru sadar kalau aku ditinggal… oleh mobilku sendiri. Aku kembali teriak-teriak layaknya banci yang mau diaborsi.

To be bersambung…

Kamis, 02 Oktober 2014

No need caption, just painfull

Hai kamu… ya, kamu yang lagi baca. Kamu tau gak apa hal yang paling menyenangkan yang pernah kami lakukan bersama? Ya, kami. Aku, dan imajinasiku, tentang perasaan yang tulus akan selalu berbalas indah.

Kami berdua suka membunuh realita bersama-sama dengan prinsip "Cinta itu indah".
Lalu aku menyadari kalau imajinasiku sendiri yang merubahku menjadi sampah.

Apakah saat ini kau sedang merasakan cinta? Nikmatilah.

Apakah kau adalah orang yang terlalu bodoh untuk tidak mengungkapkan perasaanmu? Tak apa, mungkin lebih baik jika terus seperti itu. Karena terkadang realita bisa sangat menakutkan. Dan hasilnya, kau akan kehilangan tempat di zona amanmu yang berjudul 'friend'.

Apakah kau sedang menjalin komitmen dengan seseorang? Dan apakah kau sedang mengalami konflik dengannya? Pertahankan, mungkin lebih baik jika kau menunggu hingga akhirnya dia yang akan mengakhirinya dan akan berakhir patah hati.

Atau mungkin kau yang akan mengakhirinya lalu menyesal kemudian? Percayalah, itu akan menjadi jauh lebih sakit.

Atau, kita sedang merasakan keadaan yang sama? Tersakiti.

Jika kau juga merasakan hal yang sama, silahkan melanjutkan membaca tulisan ini. Mungkin kita memiliki hal-hal yang bisa kita bagi untuk meringankan rasa sakit itu? 

---

Apakah kau ingat saat kau sedang asik bermain dengan imajinasimu tanpa kenal apa itu batas dan lupa seperti apa rasanya sesak karena dikecewakan?

Apa yang terjadi saat kau tau bahwa ternyata dia dalam dunia nyata tidak sesuai dengan ekspetasimu? Kecewa. Dan kecewa itu sakit. Hanya itu.

Saat setiap hal yang kau lakukan. Dalam setiap darah yang kau pompa dengan jantung, dalam setiap oksigen yang paru-parumu hirup, dan setiap senyuman yang terbentuk saat memikirkannya. Hanya untuknya. Orang yang kau anggap sebagai sang 'the one'. Lalu mendadak orang itu pergi begitu saja, apa yang terjadi? Kehilangan. Dan kehilangan itu sakit. Lagi.

Saat kau rapuh dan satu satunya alasanmu bertahan hanyalah dia, orang yang kau anggap sebagai sang 'the one' lalu dia mendadak tak ingin bersamamu, apa yang terjadi? Kecewa. Dan kecewa itu sakit. Untuk sekian kalinya.

Cinta adalah bagaimana cara kita bertahan dari rasa sakit.

Aku tidak memaksa kalian untuk setuju dengan opini ini, karena aku sedang mencoba untuk membantu diriku sendiri. Karena rasa sesak ini terlalu perih bila dipikul sendiri.

Jika cinta menurut versimu adalah soal kenalan lalu saling mencintai dan kemudian pacaran lalu akhirnya menikah dan bahagia hingga jokowi jadi boyband merangkap penyanyi dangdut suatu hari nanti yang itu artinya sama dengan kalian akan bahagia selamanya. Terserah. Aku gak bilang itu salah karena kita semua punya versi kita masing-masing.

Cinta menurut versiku adalah saat kau telah mencapai tingkat tertinggi dari toleransi yang khusus untuknya.

Saat kau bisa menelan mentah-mentah semua bualan dari orang yang kau cintai tanpa merasa ingin muntah.

Saat walau kau tahu jika ingin berdiri disampingnya kau harus menginjak paku dan pecahan kaca tanpa alas namun kau tetap melakukannya.

Lalu saat seseorang mendengar kisahmu lalu bertanya "mengapa kau masih tetap bertahan?" Kau tidak akan mampu mendapatkan jawaban yang benar-benar tepat karena itu bukanlah sebuah pertanyaan yang bisa kau selesaikan saat sedang berjuang. Dan satu-satunya hal yang bisa kau katakan pada orang itu adalah "entahlah, coba tanyakan pada orang yang sudah menyerah mempertahankan kebahagiaannya".

Tapi menurutku, itulah inti dari mencintai dan mengikat komitmen pada seseorang.

Karena mencintai menurutku adalah tentang seberapa hebat kau mampu bertahan dari rasa sakit yang dia berikan. Karena kisah cinta yang indah akan selalu kokoh diatas rasa sakit sebagai penegaknya.  

Lalu apa yang terjadi disaat semua perjuanganmu dipaksa untuk berhenti? Menurutku tidak ada jalan yang lebih indah dari melepaskan.

Let it go… relakan, satu-satunya hal yang kau harus kau lakukan adalah merelakan. Aku sudah bertekad pada diriku sendiri bahwa aku gak akan memberikan siapapun second chance.

Memberikan kesempatan kedua sama aja seperti memberi seseorang benih luka baru untuk ditanam lagi. Dihatimu.

Aku bukannya pesimis, tapi itulah yang terjadi pada mayoritas si pemaaf. Mereka cenderung berfikir dengan memberikan second chancenya, orang itu akan berubah menjadi lebih baik.

Apakah kau tahu apa yang paling menyakitkan dari memberikan second chance? Kesalahan yang dulu terulang lagi.

Saat itu terjadi kau bisa apa? Cuma bisa meresapi rasa sesaknya dikecewakan dua kali. I say it because i did it. I give it. And i received it.

Karena semua ini juga tentang seberapa tegar kita menghadapi kehilangan. Walaupun, merelakan sesuatu yang berharga tidak akan pernah mudah.