Sabtu, 30 Agustus 2014

Kegelisahan, berontak dalam sepi

Aku tak menyangka kita akan berakhir seperti ini. Aku jatuh lagi pada sepasang mata lainnya. Milik seorang wanita yang tak pernah ku anggap special. Dulu.

Aku baru beberapa bulan mengenalmu, terlalu cepat untuk disebut cinta. Tapi terlalu keji jika disebut teman.

Saat kita pertama kali mata kita bertemu, hal-hal yang tidak penting yang kita bicarakan. Semua awal mula kedekatan kita, aku mengingatnya.

Aku mengenalmu tak seperti dulu lagi. Kedekatan kita… tidak pernah kuduga akan sedalam ini. Rasa nyaman ini, bahkan aku tak pernah membayangkan akan mendapatkannya darimu.

Caramu memperlakukanku dan menerima keadaanku… sengaja atau tidak, kau telah menutup lubang yang ditinggalkannya begitu saja. Kau menarik paksa seluruh perhatianku kepada orang lain. Aku tak bisa untuk tak merespon perlakuanmu.

Membuka paksa pintu hati yang aku duga sudah benar - benar tertutup sangat rapat. Terlalu rapat. Benar benar tanpa celah sedikitpun.

Kau membuat rasa yang berbeda, hal hal yang kita lakukan bersama. Kau membuat perbedaan itu. Dan jahatnya, kau membuat segala hal menjadi tak berarti tanpa hadirmu.

Aku bukannya menolak kehadiranmu justru, aku berharap ada cinta yang nyata untukku. Untuk kita. Cinta yang begitu besar hingga tak memberi ruang untuk ego kita. Aku rasa mimpi ini cukup manusiawi.

Tapi, perlakuanmu yang sangat special untukku berbuah kebingungan. Bimbang.

Kau baik pada semua orang… kau selalu menyebarkan aroma kegembiraan kepada semua orang di sekelilingmu. Kau bahkan tak pernah terlihat memiliki masalah. Aku adalah satu diantara anak adam lainnya yang tertarik untuk memilikimu.

Perhatianmu… Kau peduli padaku. Pada setiap hal kecil yang bahkan tak diperhatikan olehku. Inilah yang membuat setiap hari bersamamu tak pernah terasa jenuh. Membuatku berbisik dalam sunyi "apakah perasaan ini nyata?.".

Tapi bukan hanya aku yang menikmatinya. Semua orang menikmatinya. Tidak terkecuali lelaki itu. It's tear me down. A lot.

And, did you know what the most make me fall apart? You belong to someone else. Him. 
Aku tak masalah jika kau mencintainya… bukan hakku untuk membakar kebahagian kalian begitu saja. Bahkan semua orang iri pada kemesraan kalian. Aku adalah satu diantara mereka.

Tapi sekarang hubungan kalian sedang berada pada titik jenuh. Aku sering mendengar angin berkata "mereka tidak baik-baik saja.", "kau lebih pantas untuknya!, lelaki itu bahkan tak menghargainya." membuatku bingung dan segera berteriak di depanmu "aku butuh ruang lebih besar! Aku bosan bersaing dengannya!." dengan penuh harap dan hasrat ingin memilikimu. Tentu saja dari dalam hati.

Kebingunganku sampai pada titik dimana aku sudah tak tahu sudah seperti apa hubungan kita sebenarnya.

Entah apakah kita sudah mulai melangkah menuju ketidakpastian yang tak berujung, entahlah. Ini bukanlah hal yang bisa dipelajari di sekolah. Tapi sekarang aku lebih memilih bungkam. Karena aku takut jika ku'muntah'kan semua perasaanku hanya akan memperburuk keadaanmu. Setidaknya tidak sekarang, aku akan menunggu saat itu.

Jumat, 15 Agustus 2014

Tips membeli pakaian

Assalamualaikum wr. wb.

karena ini masih dalam suasana lebaran *udah basi* maka saya Imam dzaky rachmad dan Raisa sekeluarga mengucapkan kepada milyaran fansku diluar sana yang belum lahir, selamat hari raya idul fitri 1435 H mohon maaf lahir dan batin.

Hari raya tahun ini tidak terlalu raya bagiku karena dua alasan.

Pertama, keluargaku dalam kondisi berduka karena tepat saat hari raya pagi sakit perut mama makin parah dan langsung dilarikan kedokter. Namun di perjalanan sakitnya tambah parah karena sudah sakit sejak dua hari yang lalu.

Dokter menghimbau agar lain kali saat di antar ke rumah sakit calon pasien mohon agar di naikkan ke kendaraan, bukan dilarikan.

Kedua, lemahnya nilai rupiah dalam amplop THR. Yang ini sampai sekarang aku belum tau apa penyebabnya. Hal ini merusak semua rencanaku untuk berboros ria. Aku jadi gak jadi beli jam, sendalku juga hilang, tenggorokanku kering, bibir pecah pecah, aku batal jadi anak angkat david guetta. Gak kenal ya? Itu loh yang nyanyi "im titanigo".

Maka dari itu stok baju hari raya dibandingkan hari raya kemarin merosot drastis. Hal ini berpengaruh pada tingkat kekeceanku di dunia internasional.

Benar kata pepatah "bagai tanduk di ujung telur" yang artinya: orang baik cobaannya banyak. Lah, orang baik aja banyak cobaannya apalagi yang jahat :|.

Tapi sebagai evolusi monyet yang yang menganggap dirinya manusia. Aku selalu mensyukuri apa yang telah Allah swt berikan. Setelah mengumpat sepuasnya tentunya.  

Buat kalian yang duit THRnya mencukupi untuk belanja pakaian gunakanlah THR itu dengan bijaksana. Aku ada tips untuk kalian agar bisa berbelanja dengan bijaksana.

1. Baju
A. Pastikan yang kamu adalah baju. Jangan dibeli jika saat dibuka tidak berbunyi "krek". cek juga tanggal kadaluwarsanya apakah sama antara di tutup dan dibotol.

B. Cek apakah baju yang akan kamu beli adalah barang baru atau bukan dengan cara di remas dibagian dada. Lakukan pada wanita. Jika teksturnya lembut dan kenyal - kenyal bisa di pastikan baju itu bekas.

Tapi cara ini sebaiknya jangan dilakukan karena ada kemungkinan bahwa kamu akan segera dibakar massa.

2. Celana
A. Carilah ukuran yang pas untuk kamu, bukan yang sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.

B. Jangan membeli celana berbahan jeans karena hukumnya musrik.

C. Hindari membeli skinny jeans yang terlalu ketat karena berakibat buruk pada semua kalangan terutama pelajar.

Jika skinny jeans dipakai oleh pelajar secara rutin akan sangat mempengaruhi prestasi. 6 dari 4 pelajar Indonesia yang memakai skinny jeans yang terlalu ketat mengalami gangguan saat belajar. Hal itu disebabkan karena aliran darah terhambat oleh skinny jeans yang terlalu ketat dibagian paha yang mengakibatkan darah tidak sampai ke otak.

3. Sepatu
A. Pastikan anda memiliki kaki. Karena tidak ada gunanya kamu membeli sepatu jika tidak bisa kamu pakai. Jadi beli sendal aja. 

B. Jangan membeli sepatu jadi jadian yang bernama Tulus, yang bisa saling mencintai dan akan sedih jika diletakkan di rak berbeda. 

C. Untuk laki - laki jika ingin membeli sepatu kulit buaya saya sarankan lebih baik tidak usah. Karena ada kemungkinan sifat kebuayaan dari sepatu itu akan menular.

Jika kamu bersikeras ingin membelinya, tanyakan terlebih dahulu pada penjualnya apakah buayanya menggigit atau tidak.

D. Untuk perempuan hindari memakai sepatu heels sepanjang 30cm karena buruk untuk kesehatan.

Yep, I think that's all! Thank you for reading. You can coment on the coment box below, say whatever you want, but! Be romantic with your words :* Bye~  

Rabu, 06 Agustus 2014

'DIE'ry of Ganda: Bapak bertato

Akhirnya setelah berpikir keras dan agak mengeras *eh aku berhasil menyelesaikan lanjutan cerita lanjutan dari "The 'DIE'ry of Ganda: kucing, kecoa, dan ikan salmon". Maaf untuk kalian milyaran orang yang udah nungguin kelanjutannya sampai ada yang udah mau mati gak jadi mati. Maaf banget karena udah mengganggu sakaratul mautnya.

Mungkin yang belum baca bisa di baca disini atau disini mungkin juga disini. Oke cekidot!

"E…eh… cla.. rin" aku menyapanya dengan nada sok kull. Dan tanpa pipis di celana. Oh, aku berhasil menyapanya kali ini. Clarin terlihat cantik dengan pakaian olahraga dan wajah yang penuh keringat. Subhanallah.

"Oh! Jadi kamu ya yang selama ini nyulik felix?!" terlihat kukunya mulai menjadi tajam semua.

"Engga… enggak bukan. Ini salah paham!" celanaku mulai basah.

"Ada apa ini?" Terlihat tubuh bongsor hitam pekat mendekati kami. "Ini om! Dia yang nyulik felix!!"

"Enggak kok… aku bisa jela…" terlambat. Kepalan tangan yang sebesar semangka itu sudah melesat. Pandanganku mulai kabur. Aku pingsan.

"Hei… bangun hei…" BYUR! Sontak aku terbangun dan spontan berteriak "HAAAH TIDAAK TIDAAAK MENJAUHH!!!! JANGAN TANGKAP AKU!!"

"KYAAAAAAA" plak!. Tamparan itu membuatku sadar.

Setelah berhasil meyakinkan Clarin bahwa aku benar benar sadar dan juga bukan buronan, akhirnya aku menjelaskan bagaimana aku dan felix bertemu. Pertemuan kami di akhiri dengan tukeran nomor hp

---

Kubuka mataku untuk mengakhiri kenangan pahit dua minggu yang lalu. Hari minggu ini aku udah janjian sama clarin mau nonton. Aku berangkat lebih cepat 4 jam agar tidak telat.

Karena telah berpengalaman jadi anak hilang di kebun binatang 6 kali dan kerap di kira simpanse, aku bertanya pada warga di sebuah kedai dimana tepatnya alamat rumah Clarin agar tidak terjadi kejadian serupa.

Disana ada seorang bapak bapak paruh baya yang badannya full tato dari mata kaki sampai bulu ketiak. Wajahnya yang sangar mampu membuat banci banci pro lari terbirit birit.

Dengan birahi yang membara aku mulai bersuara "om, alamat ini dimana ya? " sambil menunjukkan layar hpku padanya dengan jarak agak jauh. Karena bukan tidak mungkin bapak itu tidak mengigit.

"Terus, belok kiri, ketemu indomaret belok kanan, terus aja nanti di simpang 4 belok kiri ada rumah pagar biru di halamannya ada 5 sepeda motor" dengan detail dan spesifik si bapak menjelaskan dengan mantap. Aku cuma bisa mengangguk pelan.

Dari tampangnya bapak itu gak bisa dipercaya. Bisa aja itu rumah markas perdagangan manusia terus nanti aku dijual ke rusia.

Kemudian dengan berat hati aku berkata pada batinku "why not? Bad choice can make an amazing story right?"

Setelah mengumpulkan chakra ke jempol kanan, kutekan tombol itu dan menanti pintu besar ini terbuka. Aku sudah menyiapkan rasengan jika ada seekor naga berkepala belalang yang keluar.

Ternyata bapak itu benar. Dari balik pintu itu keluar Clarin. Tiba tiba dari belakang ada yang menepuk pundakku.

"Cari apa kamu?" tunggu, aku kenal suara ini. Perlahan aku menoleh dan…

"Eh papa pulang, udah di beli cabe yang disuruh mama tadi?"

BUSHTETS!!! THIS IS SO……… i'm out of words.

Aku hanya terpana melihat kejadian langka ini. Ekspektasiku akan kehidupan bapak ini yang tadi sangat horor. Berubah seketika.

Tadinya aku berpikir bapak ini adalah preman yang paling disegani di kampung ini dan suka makan ikan lele hidup - hidup.

Kenyataannya ternyata bapak ini hidup nyaman dan mapan. Rumahnya besar, mobilnya 2, motornya 5, rumput dirumahnya hijau, anaknya cantik. Dan satu lagi, takut istri cyiiiin…

"Pa, Clarin pergi ya sama Ganda mau nonton nanti pulangnya agak malam"

Kemudian papa Clarin menatapku dengan tajam "Ganda, kemari kamu…" aku hanya nurut aja dan kami menjauh beberapa langkah dari clarin. Sekitar 10 kilometer.

"Kamu jaga baik baik anak saya, jangan pikir kamu bisa seenaknya dengan anak saya. Saya adalah mafia terbesar nomor 6 se-indonesia. Jika kamu ingin macam macam dengan anak saya lebih baik kamu berpikir lagi! karena saya selalu menyuruh 5 orang anak buah saya untuk menjaga clarin kemana pun dia pergi, kamu paham?" Aku hanya mengangguk sambil gemetaran dan berharap gak kencing di celana. Terjawab sudah misteri orang yang membuatku pingsan waktu itu.

Akhirnya kami pergi juga, karena filmnya masih lama akhirnya kami memutuskan untuk makan dulu. Tentu saja aku menyadari ada 5 orang bertubuh tegap rata rata tingginya 2 meter mengikuti kami. Aku nonton dengan perasaan tegang. Bukan karena di film itu ada nikita mirzani. Enggak. Tapi karena mereka berlima tepat dibelakang kami.

Selesai nonton, aku berhasil menghindar sejenak dengan cara naik lift. Tapi tidak untuk waktu yang lama karena terlihat mereka berlima berhamburan menuruni tangga darurat, damn.

Ternyata dugaanku salah, lagi. Papa Clarin tidak sebaik yang kukira. Dia lebih parah dari perkiraan pertamaku. Aku mulai berpikir kenapa seorang mafia terbesar ke 6 se-indonesia rela disuruh beli cabe sama istrinya? aku tidak bisa berhenti berpikir atas keanehan ini.

"Film tadi so sweet banget ya Gan, cowonya rela menjual semua asetnya hanya untuk menunjukkan pada si cewe bahwa dia sudah tidak lagi hidup bergelimang harta yang haram dan membuktikan bahwa dia sanggup hidup mandiri, meskipun pada akhirnya hubungan mereka tidak bertahan lama".

Aku cuma diam aja menyimak cerita Clarin tentang film tadi yang sama sekali tidak aku simak.

"Yang aku lihat gini, bahwa orang seperti apapun punya hak memiliki kehidupan yang lebih baik. Walau mereka tidak cukup baik. Karena yang tidak baik itu mereka, bukan orang yang mereka sayangi" secara tidak langsung Clarin menjawab pertanyaan itu.

Aku telah memahami jalan pikiran papa Clarin. Selama ini aku terlalu mengedepankan logika dalam urusan cinta. Aku lupa kalau cinta sejati bukan dilihat dari harganya, tapi dari ketulusannya.

Kemudian dengan lembut aku menggenggam kedua tangan Clarin dan tersenyum. Clarin terlihat kebingungan.

Saat kuantar pulang dari balik kaca jendela terlihat sepasang mata yang berapi - api menatap tajam kearahku. Aku membalasnya dengan senyuman dan segera membawa diri dan